-aku belum sempat bertemu Rendra
Ma, bukan maut yang menggetarkan hatiku
tapi hidup yang tidak hidup. Karena
kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya
(Hai Ma, WS Rendra)
di dalam hutan
sajak-sajak
menggigil di pepohonan
dan pepakuan
seekor merak
bernyanyi di bawah gerimis
terkenanglah ia
ketika tersesat
dan tak punya apa-apa
ia melihat dunia
telanjang penuh bahasa
di antara bebukitan
tapak-tapak yang dibenamkan
sewaktu kanak
mengering dan hanya
tetesan waktu
lindap di gerbong
dengan cara
memanggil kupu-kupu
di tengah kota
ia tahu
bahwa kesepian yang
bergema di tengah hutan
seperti waktu-waktu
di kala petir dan awan
jatuh di celah daun
yang tak pernah sudah
hingga merayap
ke dasar matahari
hidup memang fana ma,*
katanya. ada waktunya
bulan dapat dipanah
oleh seorang lelaki
sementara sungai-sungai
mengirim banjir
selama seratus hari
kini aku di sini
menatap cakrawala
sementara langit
adalah hutan-hutan
seekor merak terbang
menuju hutan kenari
gerimis, gerimis
berlalu dengan manis
Sekayu, 2009
*Hai Ma, WS. Rendra
07/08/09
Merak Terbang Menuju Hutan Kenari
Raungan
Eko Putra
di
Jumat, Agustus 07, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar