15/08/09

Melayat

(buat diriku)

darah yang menetes di kaca itu
nafas yang membeku di pahatan sunyi
menggenapkan seluruh permenungan
yang lahir tak termiliki

mata yang selalu
mengirim dungu dan kemabukan
menutup setiap risalah
yang dikurung sendiri

apa yang dapat kau kuak dari masasilam
jika tanganmu hanya mengisyaratkan kelam

muasalmu, muasal di sini, nisan merahjambu..

1 komentar:

Ivan Kavalera mengatakan...

puisi dahsyat! tak kan membatu! selalu jadi kaca!