(buat diriku)
darah yang menetes di kaca itu
nafas yang membeku di pahatan sunyi
menggenapkan seluruh permenungan
yang lahir tak termiliki
mata yang selalu
mengirim dungu dan kemabukan
menutup setiap risalah
yang dikurung sendiri
apa yang dapat kau kuak dari masasilam
jika tanganmu hanya mengisyaratkan kelam
muasalmu, muasal di sini, nisan merahjambu..
15/08/09
Melayat
Raungan
Eko Putra
di
Sabtu, Agustus 15, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
puisi dahsyat! tak kan membatu! selalu jadi kaca!
Posting Komentar