06/08/09

Dialog Malam

Tersebab Irianto Ibrhaim


jika aku mati
aku ingin menjadi
cemara,katamu.
bulan dan pepohonan
usianya lebih panjang
dari manusia.
dan kau percaya
hidup mengirimkan cermin
agar kau melihat sesuatu
yang semulanya tak ada
kemudian engkau mengatakan
karena kau ada dan sanggup
mengatakannya pada orang-orang
maka diciptakanlah sesuatu

kesepian sesederhana perjalanan
ketika kau melenyapkan
seorang perempuan
di dalam gelas.
lalu engkau memintaku
untuk mabuk
menikmati masakanak
yang menjelma seekor
serigala.

aku percaya
tidak ada takdir dalam hidup ini
hanya kita yang melihat
telapak tangan orang
di ruang sebelah. kemudian kau
juga aku mengambil kesimpulan
: berhati-hatilah
jangan kau menyeduh kopi
di dapur tuan rumah

(di langit, bulan kukira masih sebelas
di depan sana cemara mengembun.
kau sangat menyukai itu)

aku melihat
kau sedang memasuki
diri dalam tetumbuhan
dan dingin malam
yang menyepuh dalam sebatang rokok
di dadamu

Tidak ada komentar: