28/04/09

Tulisan di Sebuah Nisan

adakah yang kau ingat

bila pertemuan telah merenggut

ruang kosong napasku

meregang dalam batas yang lengang tertunggu


maka berjalanlah selagi kau mampu mengerti

bagian-bagian hidup yang dinaungi matahari

ambillah seribu restu darinya

masukkan di dadamu yang selalu terbuka untuk cahaya

biarkan dadamu mengolah hidupmu

atas pertemuan yang pasti mengeruk hayatmu


lupakan sajak-sajak yang mengapi

dari tangan-tanganmu

karena mereka bukanlah milik sang penyair

melainkan milik masyarakat waktu secara menyeluruh

usianya jelas lebih lama daripada usiamu

karena perlawananmu yang tak sesempurna sang waktu

akhirnya membuat kamu berhadapan

dalam tungku yang mengapikan sajak-sajakmu

menuju puing maut-mautmu

Tidak ada komentar: