dalam sepi ini mama
aku memagut airmatamu
dalam bongkahan rindu
tempat segala mataair dan cinta
membaur, membeku
memadamkan cahayanya
pada nyala semadiku, mama
betapa aku telah berdarah
untuk menyatakan cinta itu
di sudut fajar
aku tengadah mencari arti
dari gelombang sepi rindu
meyakinkan bahwa ritus
yang kubangun ini
cukup kau mengerti
seperti lumut di atas batu
menjadi ngilu kata-kataku
mencintaimu, dalam aku yang kelabu
mama, di satu sisi aku memandangmu
mengaduk kedalaman imaji puisiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar