suara burung yang berkicau
di antara pohon-pohon perdu
melompat, dan sembunyi di balik rimbun daun
dan membasahi kedua sayapnya dengan tetesan embun
seperti gerak langkah, yang menggodaku begitu santun
di kejauhan
sekelompok anak berkejar-kejaran
di hamparan rumput hijau
yang basah
karena hujan malam tadi
begitu asyiknya mereka
di pagi yang cerah
lugu yang tak bersuara
aku berlari menghampiri mereka
tinggalkan suara burung
yang sempat mengodaku tadi
"kalian sedang apa di sini?" tanyaku
"kami sedang belajar, belajar tentang kearifan
yang bermula dari hati " salah satu dari mereka menjawab.
"o, begitu ya, oke, teruslah bermimpi di bawah matahari."
"kami hanya musim yang dibawa pergi, menuju esok, menjadi pagi"
ucapnya lagi.
"setelah ini kalian mau kemana ?"
"kami akan ke sungai menagkap ikan,
kakak mau ikut?"
" boleh, boleh, aku ikut.
aku jadi ingat cerita kakek
di waktu dulu
"jangan sering-sering ke sungai
ada ikan siluman di sana."
konon, ikan itu seorang dewi
yang dikutuk oleh para dewa
karena melakukan kawin sedarah
dan akan kembali menjadi
seorang putri bila ditemukan seorang
bocah lelaki yang sedang mandi
aku jadi ngeri
kalau-kalau nanti aku bertemu ikan itu
ia mengutukku
menjadi batu-batu kali
dan dibawanya menuju
kesepian abadi
menghadap kesunyian matahari
kicauan burung
dengan sekelompok anak di waktu pagi
dan dongeng kakek
yang tersimpan
jauh di lubuk hati
Ket :
Kertajaya : Desa Kelahiran saya/kampung halaman saya.
07/11/08
suatu pagi di Kertajaya
Raungan
Eko Putra
di
Jumat, November 07, 2008
