beribu abad kau melahirkan nenekmoyang kami. kepada perahunya yang terdampar di muara. beribu macam pula kisah cinta kami, tentang rumah-rumah baru yang dibangun oleh nenekmoyang kami.
dulu, kami saling membunuh, memperebutkan lembah yang baru. untuk mengairi hamparan ladang jagung. begitu juga kami pura-pura sembunyi di puncak bukit, untuk berlindung dari terkaman suara yang berasal dari dasar sungai. seperti halnya para perompak memperkosa tanah kami.
seperti apa Sriwijaya dapat kau isyaratkan. pada keluguan kami, karena hanya seorang perempuan melayu, yang masih menyimpan sebuah rahasia di tangannya yang pernah lahir sebuah negeri tempat berbagai peziarah menyampaikan beberapa risalah.
kini Musi tak mampu menjadi kekasih, tentang beribu abad lamanya. semua telah menyerah kepada kami, kepada reklamasi yang kehilangan ibunya. karena para perompak terus-menerus memperkosa tanah kami menjadi musibah yang abadi.
kami hanya butuh perjalanan, tentang nenekmoyang kami. bagaimana kau menjadi seorang kekasih. agar anakcucu kami memahami arti Melayu kami.
Musi...
dulu, kami saling membunuh, memperebutkan lembah yang baru. untuk mengairi hamparan ladang jagung. begitu juga kami pura-pura sembunyi di puncak bukit, untuk berlindung dari terkaman suara yang berasal dari dasar sungai. seperti halnya para perompak memperkosa tanah kami.
seperti apa Sriwijaya dapat kau isyaratkan. pada keluguan kami, karena hanya seorang perempuan melayu, yang masih menyimpan sebuah rahasia di tangannya yang pernah lahir sebuah negeri tempat berbagai peziarah menyampaikan beberapa risalah.
kini Musi tak mampu menjadi kekasih, tentang beribu abad lamanya. semua telah menyerah kepada kami, kepada reklamasi yang kehilangan ibunya. karena para perompak terus-menerus memperkosa tanah kami menjadi musibah yang abadi.
kami hanya butuh perjalanan, tentang nenekmoyang kami. bagaimana kau menjadi seorang kekasih. agar anakcucu kami memahami arti Melayu kami.
Musi...