19/09/08

malam di Makam Pahlawan

bersama Alex, Eli dan Kahfi


I.
hanya ada suara cangkrik yang berderik
di antara daun-daun basah

dan bulan yang mengintai
sebuah percakapan

bersama lakon angin
sehabis dipentaskan

dia adalah tragedi kesunyian
yang jadikan cuaca
mengeras seerti batu
dan merubah kabar masalalu
yang tak dikenang oleh kau aku

II.
kita berjalan
membaca sebuah nisan tak bernama
dicekam oleh dinding lumut yang memudar retak

diamlah,hentikan suara paraumu
yang menghujat kepada mereka
sebab beberapa kesumat
telah mengutuk kita
menjadi sebuah ilusi
di balik gundukan-gundukan yang memerah

pada segala desau angin
yang bergerak melalui sisa hujan sore tadi
manakala mereka terbahak-bahak mencibir keluguan kita

Tidak ada komentar: