25/05/08

Mawar kupu-kupu, hati penyair

: buat Nisa Amalia

Mimpi dan masa depan
tentang sayap kupu-kupu
menuju rumah cinta
yang mesti lewat di atas mawar
dan bangunan di sudut parasmu
terus menduga
; Adakah sekutu yang menuntunku ?

lalu tanpa meranting
menyapa suir-suir halimun
seperti bayang-bayang
memanggil ruh dalam dekapan
inilah tubuhku
semaput menguliti percakapan

tentang nama samaran
di antara bendera beliamu
perempuan dan gaun kepadaku
kemana saja
hidup kita membaringkan
kuluman senyum
; Mengingatkan pada kuncup pagi

kadang-kadang melukis
warna-warni birahi
yang gugur
sebelum melubangi kerinduan
di misteri mawar-mawar

Maka penyair tak lain
hanya kesempatan membuat
kejujuran
dan mimpi masa depan
melempar sejarah kita
menerbangkan kupu-kupu
dari parasmu

Tidak ada komentar: