Maka resahlah yang paling resah dari tetes ke tetes dan menjadi keruh, semakin basah menetes ini tubuh penuh rahasia dan terbuka.
Dan saat ku bertanya dari puisi ke puisi dari mana ragu yang renung
Kau hanya termangu hendak menuturkan tetes yang paling basah di dalam solitude air mata. Sebab kau tahu sebelum nyata ada yang berbisik : di mana hidupmu, wahai pembangkang
28/03/08
Pelancong hujan
Raungan
Eko Putra
di
Jumat, Maret 28, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar