Bab I
Yaa Allah, Aku taiarap di Kubah-Mu. Menerobos ruang tanpa baying, samapi embun bertabur di atas batu. Aku ingin membuka pintu-pintuh ruh kesepian. Aku ingin menelusuri pematang sakral. Dari mata kaca kuterjemahkan sketsa gurat nama-Mu. Kuhembuskan surat batin di antara cerita malam dan rentangan jiwa dalam kepolosan.
Yaa Allah… Yaa Batin….Yaa Rasyid
Yaa Allah… Yaa Batin….Yaa Rasyid
Yaa Allah… Yaa Batin….Yaa Rasyid
Aku seuntai napas fajar dalam hati yang bisu. Aku adalah darah dari rata-Mu.
Yaa Allah…
Ruh adalah rukuk dan sujud . tulang adalah asma’ dan ayat. Kumenikam sembilan ayat. Untuk menetak pontang makrifat. Manusia dari pijak untuk berzikir menyelipkan api.
Yaa Allah…
Meneropong nama-Mu, membayangi tasbih sepasang malaikat. Ragaku berpilin dalam air mata diam. Seribu titik terurai bersama ratapan melati puspa. Beri aku langit untuk meletakkan jasad-jasad tantra. Beri aku api untuk membakar gejolak di ranting patah. Beri aku layer untuk mengarungi karang batu. Beri aku petir untuk memecah gunung rata. Beri aku muara untuk membuka jendela kaca. Yaa Allah…
Laa…ilaaha…illa…anta
Laa…ilaaha…illa…anta
Laa…ilaaha…illa…anta
Yaa Allah…Yaa Batin…Yaa Rasyid
Yaa Allah…Yaa Batin…Yaa Rasyid
Yaa Allah…Yaa Batin…Yaa Rasyid
Aku datang buih pedang rakaat ruang. Aku berlari meniti dari dimensi. Aku pulang rimbang dalam lorong. Aku menggapai nama-Mu bukan darah bukan dua. Yaa Allah… Aku bersimpuh berlalu peluh. Aku tengadah mengurai waktu. Aku mengawang di embun biru. Aku menggebu dalam gemuruh. Aku berpacu meniang rahim-Mu.
Yaa Allah… Saat pencarian aku mencintai. Dari debu bersolek pasir api. Dari telisik merekah sayap-sayap rindu. Dari sungai mengalir pagiku.
Yaa Allah…
Bab II
Yaa Allah, Aku tiarap di kubah-Mu
Yaa Allah…Yaa Rahman…Yaa Rahim
Yaa Allah…Yaa Rahman…Yaa Rahim
Yaa Allah…Yaa Rahman…Yaa Rahim
Yaa Allah…Yaa Rahman…Yaa Rahim
Yaa Allah… Yaa Allah… Yaa Allah…
Yaa Rahman… Yaa Rahman… Yaa Rahman…
Yaa Rahim… Yaa Rahim… Yaa Rahim…
Bagi hujan dalam garam meregang tulang. Bagi daun mengerang ambang menghapus akar dari benakku. Bagi tirai mengikat selubung simpul ragaku. Bagi pelangi penghujung hari menopang sukmaku. Bagi kubah aku tiarap dipercik nama-Mu.Bagi tepian gema suara opera senja. Bagiku topeng sepenggal catatan mati. Bagiku garis di rapat baris-Mu. Bagiku pancangberliku jalan menuju wajah-Mu. Jungkir balik rupaku di pematang rimba-Mu. Mondar-mandir lanskap terurai ceritaku.
Yaa Allah… Yaa Batin…Yaa Rasyid
Yaa Allah… Yaa Batin…Yaa Rasyid
Yaa Allah… Yaa Batin…Yaa Rasyid
Yaa Allah… Yaa Allah… Yaa Allah…
Yaa Batin… Yaa Batin… Yaa Batin…
Laa…ilaaha…illa…anta
Subhanaka inni kuntu minazzolimin
Bertadabbur kunang-kunang di lengkung bumi. Bertawajjuh komet-komet di lazuardi. Bergetar dan gemetar dua nama ruh. Dua nama pedang. Dua nama pulang. Ah..
Yaa Allah, Aku tiarap di kubah-Mu
Yaa Allah…1..2..3..4..5..6..7..8..9..
Yaa Allah… 41…71…111…151…191…221…
Yaa Allah…3…7…9…11…33…77…99…
3500 M aku haluan derap-Mu. Akun bilang membilang nama-Mu. Aku dan telisik.
Aku dan kubah-Mu. Tiarap aku di genggaman-Mu.
Yaa Dzal Jalali wal Ikram…Yaa Malikulmulki…Yaa Allah…
Yaa Allah, Aku berharap di simpul-Mu.
Bab III
Yaa Allah, Aku tiarap di kubah-Mu
Yaa Rahman, Aku mendekap di bidak-Mu
Yaa Rahim, Aku menyetubuhi gaun malam dalam gerimis oleh nyanyian. Aku meratap kota manusia menuju rumah-Mu. Dipelukan bumi maut dan manusia. Pada akhir…
Yaa Rabbana…Yaa Allah…
Yaa Allah, hembusan rintihku
Kupasang janji melipat takbir-Mu. Kuterbang azan merajut hening-Mu. Kudatang dendang mengalun syahdu. Aku bukan portal yang pecah dalam batu. Hujan datang gemerintik purnama.
Kulipat
Kutetak
Kurekah
Kusumpah
Sampai air tiada cerita. Mengalir deras tiada arah. Tiada jejak untuk menapak. Tiada risau yang menghujam. Tiada jerit yang melejit. Tiada untai di ambang zarah.tiada ursa di tampuk mayor. Tiada marwah suaka aorta. Tiada jauh dan jauh. Tiada dekat dan rapat. Semua ada kemudi jari-Mu. Merentangkan tamsil dari ratapan jiwa. Yaa Allah…
Yaa Allah, Aku tiarap di kubah-Mu
Kau tak menemani mata rantaiku. Kau tak menyambangi balutan sepiku.Kau tak meluruhkan nisbinya waktuku. Kau telah menepis gontainya kakiku
Entahlah…
Yaa Allah, aku renik di bias gebu. Aku pasir di padang bindu. Aku debu pecah gemuruh.
Asy hadu anla ilaaha illallah wa asy hadu anna Muhammadar rasulullah
Bissmilahirrahmanirrahim…
Kaf…Ha…Yaa…Ain…Shot…
Ain…Sin…Qof…
Yaa…sin…
Innama amruhu iza arodasyai anyakula lahu kunfayakun
Fasubhanallazi biyadihi malakutukulli syai iwwa ilaihi turjaun.
Amin….
Sekayu, di langit SMANDA 04-05 Juni 2007
24/11/07
Yaa Allah, Aku tiarap di kubah-Mu
Raungan
Eko Putra
di
Sabtu, November 24, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar