26/10/07

Ramandhan 1428 H Memoriam

Hikayah Ramadhan
Marhaban yaa ramadhan

Bangunkan

Setiap hening yang terjauh

Yang kau datang

Sebagai api

tuk membakar gumpalan awan hitan

sampai menjelma dalam hujan

Yang membasahi tandus

dalam oase pencarianku

Agar dapat kulepaskan

Sebeban beban dariku

dan merangkum simpulan do’a

Penyaksi atas seharusnya aku

jalani keadaan

Tubuh dan nafs

yang terus kurentang

karena batas telah berdiri

Awal tanpa akhir

agar sejalan adalah penyerahan

Ramadhan…

Ayat ayat cinta yang pasti

Karena aku adalah pencari

Marhaban yaa ramadhan

Saatnya meniti asal

terlihat sama dalamku

jalan jalan terbuang

Ah…

Kalaulah aku akan mengerti

Tanpa diberi ngerti

Aku

bayangkan mula

Tanah!

yaa.. tanah!

“puss”

ruh terkabung

sempurna..

Aku

Entah…

Sadar dalam ketidaksadaran

Setiap berkas catatan

Adalah goresan

Ramadhan

mencari cinta sang pencinta

Yaa… Tuhan

Hening

Sekayu,13 September 2007

Saksi Hidup

:Pagi

Sekawan aku berkelana menyusuri

keadaanku

Dari keheningan wajah tanah

Yang bermeditasi dalam permulaan tegakku

Coba temukan

sepenggal jalan

di atas pengakuan

Nafsku yang terbaring bisu sebelumku

yang terlihat

Tuk dapat kurentangkan pengertian

Menjamahi kepedulian

karena datang sebagai makna

yang kutempuh dari keadaanku

kulepaskan

Kepastian metafora bahasa kata kata

Entah syair

Entah harap

Tanyakan pada

asal keadaanku

dasar aku menjelma

Darikeheningan wajah tanah

menyatu

jalan keheranan tak jauh

Cari kehidupanku…

:Siang pada senja

Kepastian

yang sepi kalaku termangu

diam tanpa hembus

sampai

Nafasku berontak

membunuh kebisuan tanpa arah

tuk jadikan

pancangan agar setiap adalah pasti

tanpa ada keadaan lain

goresan

tusukan

pengguguran

Tidak…

karena adalah asal

jalan aku bercengkrama

sekawan kelana

Entah waktu

Entah aku

selimuti catatan waktu yang waktu

terlepas putus

setiap apapun

keadaanku

Yang pada kosong

tanpa abayang

sebagai pencarian

wajah tanah dari ujudku

Kepastian

yang renggut kalaku termangu

Kematian…

Kertajaya-Musi Banyuasin, 14 September 2007

Hening Kesucian
Nafsku

Melayang di antara mar marmu

Mencari cintamu dalam kekosonganku

Tuk salami sunyi

Temukan keagungan namamu

Dari bisu

Aku

Sampaikan

Kata kata

Yang menjelma

Sebagai pemakna harap

Jiwa cintaku

Padamu

Yaa Allah…

Menjelang Ramadhan, 1428 H

Padamu…

: Pada satu hening

Tanpa dapat yang kuhembus dalam simpul narasi

kalaulah semua hanya terjal

Tak mungkin aku

meraba kebisuan sunyi senyap

Untuk sampaikan pemakna kekosongan naf(a)s(u)ku

tanpa dapat kurentangkan pengertian

Lewat pendaran

pengakuan dari terjauh

terdalam atas kelepasan rasauku

:pada satu nyanyi

Tanpa dapat kuucap

walau

Bahasa dan kepastian metafora

tak jatuh aku

karena aku belum

temukan jalan tuk temani suaraku

:pada satu salah

Tanpa gelap

tak mungkin aku tak karena belum

rasap sampai kosong

Maaf…

7 September 2007

Do’a sang tuhan
:Qiyamul lail

Dengan sebenam nama-Ku nun

Aku turun di antara akhir sebelum cahaya

Sampaikan pada angin yang berkelana bisu

Mencari para pencari

dalam keheningan bebas

” Padahal aku selalu berharap,setiap hamba berdo’a pada-Ku

Menyapa cinta dari cinta cinta-Ku.tanpa peduli arah agar lepas cintaku.

Wahai manusia! yang asal nafs dan tubuh

Kesombongan adalah mahkotaKu,keangkuhan adalah sorbanKu

Kebesaran adalah haqKu.

Wahai para penoda!

padahal aku selalu berdo’a

Tuk mendapat do’a darimu

Padahal aku selalu mencari

agar kau mencari nikmatku

Padahal Aku sampaikan cinta cinta

tapi tak mencintaku.”

Dengan sebenam namaKu

Sekayu,18 September 2007

Khotbah

Salam bumi yang merana tanah
Salam tanah yang meracun bumi bumi
Salam mimbar yang meracap-racap risalah
Salam maut
Salam salam
Salam maut tanah
!!!

Puji tuhan langit dari keheningan bumi
Puji tuhan bumi dari kekosongan langit
Puji tuhan langit bumi tuhan tuhan
Puji puji bagi tuhan bumi langit

” Para hadirin sekalian! para jemaah sekalian! para pencari sekalian!
para hujan sekalian! para pembohong sekalian! para kata sekalian !
para pendosa,para pencinta, para rupa rupa sekalian!”

Para jemaah tuhan kata kata berkata ! “
” Aku tuhan sumur sumur darah! aku tuhan tanah tanah gelap! aku tuhan
punggung punggung wanita,Aku tuhan sekalian kalian.”

Para jemaah tuhan rupa rupa sekalian !

“Ingatlah tuhan di bumi.Ingatlah tuhan di kekosongan,Ingatlah tuhan di
kata kata! Ingatlah tuhan dimaut maut! ingatlah tuhan di darah darah!
Ingatlah tuhan di uang uang! Ingatlah tuhan janji janji! Ingatlah
tuhan di timbang timbang! Ingatlah tuhan di puisi puisi
Ingatlah tuhan di tuhan tuhan! Ingatlah…”

Para jemaah tuhan pintu pintu
” Selalu ada tuhan! Selalu ada tuhan! Selalu ada tuhan !”

Para sekalian jemaah dosa dosa !
“Semoga jiwa bukan dosa! Semoga kata bukan noda ! Semoga jalan bukan
darah ! Semoga tuhan …!!
??????

Sekayu, Bakda Jum’at. 31 Agustus 2007

Mosaik Sang Pencari
Aku menatap mata langit
Jikalau tuhan datang di atas kuburan tanah tanah
Yang kutemukan adalah pemakna perut kosong

Aku menatap mata kaca
Cuma tuhan menjumpai sumur sumur nafs
Yang kutemukan adalah penidur daun kering

Aku menatap mata hati
Dalam tuhan membuka bab bab pergi
Yang kutemukan adalah oase yang tandus

Aku menatap
Mata langit
Mata kaca
Mata hati

Kubur yang kosong kutemukan
Nafs yang tidur kutemukan
Bab yang tandus kutemukan

Oh..Tuhan

27 Agustus 2007

Onana Onana
Onana Onana
Suatu kosong nyanyi nyanyi
Yang bernyayi bukan Puisi puisi
Onana onana

29 Agustus 2007
Lukisan Tuhan
Tuhan menggambar wajahku di atas kesunyian tanah
Tuhan mencambuk tanah untuk mencoreng mukaku

Pada tanah
Tuhan wajahku tiarap
Di antara kubur kubur perjalanan

Ah..
Aku tak pernah mencari cinta dalam tanah tanah
Karena tuhan dan aku jauh darah satu

Aku pernah mencumbu jalan jalan
Semakin jatuh darahku
Dagingku
Kataku
Naf(a)s(u)ku
Waktuku dalam cawan keheningan tanda tanya

?????

29 Agustus 2007

Tidak ada komentar: