Hikayah Ramadhan
Marhaban yaa ramadhan
Bangunkan
Setiap hening yang terjauh
Yang kau datang
Sebagai api
tuk membakar gumpalan awan hitan
sampai menjelma dalam hujan
Yang membasahi tandus
dalam oase pencarianku
Agar dapat kulepaskan
Sebeban beban dariku
dan merangkum simpulan do’a
Penyaksi atas seharusnya aku
jalani keadaan
Tubuh dan nafs
yang terus kurentang
karena batas telah berdiri
Awal tanpa akhir
agar sejalan adalah penyerahan
Ramadhan…
Ayat ayat cinta yang pasti
Karena aku adalah pencari
Marhaban yaa ramadhan
Saatnya meniti asal
terlihat sama dalamku
jalan jalan terbuang
Ah…
Kalaulah aku akan mengerti
Tanpa diberi ngerti
Aku
bayangkan mula
Tanah!
yaa.. tanah!
“puss”
ruh terkabung
sempurna..
Aku
Entah…
Sadar dalam ketidaksadaran
Setiap berkas catatan
Adalah goresan
Ramadhan
mencari cinta sang pencinta
Yaa… Tuhan
Hening
Sekayu,13 September 2007
Saksi Hidup
:Pagi
Sekawan aku berkelana menyusuri
keadaanku
Dari keheningan wajah tanah
Yang bermeditasi dalam permulaan tegakku
Coba temukan
sepenggal jalan
di atas pengakuan
Nafsku yang terbaring bisu sebelumku
yang terlihat
Tuk dapat kurentangkan pengertian
Menjamahi kepedulian
karena datang sebagai makna
yang kutempuh dari keadaanku
kulepaskan
Kepastian metafora bahasa kata kata
Entah syair
Entah harap
Tanyakan pada
asal keadaanku
dasar aku menjelma
Darikeheningan wajah tanah
menyatu
jalan keheranan tak jauh
Cari kehidupanku…
:Siang pada senja
Kepastian
yang sepi kalaku termangu
diam tanpa hembus
sampai
Nafasku berontak
membunuh kebisuan tanpa arah
tuk jadikan
pancangan agar setiap adalah pasti
tanpa ada keadaan lain
goresan
tusukan
pengguguran
Tidak…
karena adalah asal
jalan aku bercengkrama
sekawan kelana
Entah waktu
Entah aku
selimuti catatan waktu yang waktu
terlepas putus
setiap apapun
keadaanku
Yang pada kosong
tanpa abayang
sebagai pencarian
wajah tanah dari ujudku
Kepastian
yang renggut kalaku termangu
Kematian…
Kertajaya-Musi Banyuasin, 14 September 2007
Hening Kesucian
Nafsku
Melayang di antara mar marmu
Mencari cintamu dalam kekosonganku
Tuk salami sunyi
Temukan keagungan namamu
Dari bisu
Aku
Sampaikan
Kata kata
Yang menjelma
Sebagai pemakna harap
Jiwa cintaku
Padamu
Yaa Allah…
Menjelang Ramadhan, 1428 H
Padamu…
: Pada satu hening
Tanpa dapat yang kuhembus dalam simpul narasi
kalaulah semua hanya terjal
Tak mungkin aku
meraba kebisuan sunyi senyap
Untuk sampaikan pemakna kekosongan naf(a)s(u)ku
tanpa dapat kurentangkan pengertian
Lewat pendaran
pengakuan dari terjauh
terdalam atas kelepasan rasauku
:pada satu nyanyi
Tanpa dapat kuucap
walau
Bahasa dan kepastian metafora
tak jatuh aku
karena aku belum
temukan jalan tuk temani suaraku
:pada satu salah
Tanpa gelap
tak mungkin aku tak karena belum
rasap sampai kosong
Maaf…
7 September 2007
Do’a sang tuhan
:Qiyamul lail
Dengan sebenam nama-Ku nun
Aku turun di antara akhir sebelum cahaya
Sampaikan pada angin yang berkelana bisu
Mencari para pencari
dalam keheningan bebas
” Padahal aku selalu berharap,setiap hamba berdo’a pada-Ku
Menyapa cinta dari cinta cinta-Ku.tanpa peduli arah agar lepas cintaku.
Wahai manusia! yang asal nafs dan tubuh
Kesombongan adalah mahkotaKu,keangkuhan adalah sorbanKu
Kebesaran adalah haqKu.
Wahai para penoda!
padahal aku selalu berdo’a
Tuk mendapat do’a darimu
Padahal aku selalu mencari
agar kau mencari nikmatku
Padahal Aku sampaikan cinta cinta
tapi tak mencintaku.”
Dengan sebenam namaKu
Sekayu,18 September 2007
Khotbah
Salam bumi yang merana tanah
Salam tanah yang meracun bumi bumi
Salam mimbar yang meracap-racap risalah
Salam maut
Salam salam
Salam maut tanah
!!!
Puji tuhan langit dari keheningan bumi
Puji tuhan bumi dari kekosongan langit
Puji tuhan langit bumi tuhan tuhan
Puji puji bagi tuhan bumi langit
” Para hadirin sekalian! para jemaah sekalian! para pencari sekalian!
para hujan sekalian! para pembohong sekalian! para kata sekalian !
para pendosa,para pencinta, para rupa rupa sekalian!”
Para jemaah tuhan kata kata berkata ! “
” Aku tuhan sumur sumur darah! aku tuhan tanah tanah gelap! aku tuhan
punggung punggung wanita,Aku tuhan sekalian kalian.”
Para jemaah tuhan rupa rupa sekalian !
“Ingatlah tuhan di bumi.Ingatlah tuhan di kekosongan,Ingatlah tuhan di
kata kata! Ingatlah tuhan dimaut maut! ingatlah tuhan di darah darah!
Ingatlah tuhan di uang uang! Ingatlah tuhan janji janji! Ingatlah
tuhan di timbang timbang! Ingatlah tuhan di puisi puisi
Ingatlah tuhan di tuhan tuhan! Ingatlah…”
Para jemaah tuhan pintu pintu
” Selalu ada tuhan! Selalu ada tuhan! Selalu ada tuhan !”
Para sekalian jemaah dosa dosa !
“Semoga jiwa bukan dosa! Semoga kata bukan noda ! Semoga jalan bukan
darah ! Semoga tuhan …!!
??????
Sekayu, Bakda Jum’at. 31 Agustus 2007
Mosaik Sang Pencari
Aku menatap mata langit
Jikalau tuhan datang di atas kuburan tanah tanah
Yang kutemukan adalah pemakna perut kosong
Aku menatap mata kaca
Cuma tuhan menjumpai sumur sumur nafs
Yang kutemukan adalah penidur daun kering
Aku menatap mata hati
Dalam tuhan membuka bab bab pergi
Yang kutemukan adalah oase yang tandus
Aku menatap
Mata langit
Mata kaca
Mata hati
Kubur yang kosong kutemukan
Nafs yang tidur kutemukan
Bab yang tandus kutemukan
Oh..Tuhan
27 Agustus 2007
Onana Onana
Onana Onana
Suatu kosong nyanyi nyanyi
Yang bernyayi bukan Puisi puisi
Onana onana
29 Agustus 2007
Lukisan Tuhan
Tuhan menggambar wajahku di atas kesunyian tanah
Tuhan mencambuk tanah untuk mencoreng mukaku
Pada tanah
Tuhan wajahku tiarap
Di antara kubur kubur perjalanan
Ah..
Aku tak pernah mencari cinta dalam tanah tanah
Karena tuhan dan aku jauh darah satu
Aku pernah mencumbu jalan jalan
Semakin jatuh darahku
Dagingku
Kataku
Naf(a)s(u)ku
Waktuku dalam cawan keheningan tanda tanya
?????
29 Agustus 2007
26/10/07
Ramandhan 1428 H Memoriam
Raungan
Eko Putra
di
Jumat, Oktober 26, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar