08/05/09

Tangan Melobangi Bukit

keadaan membuatku begini

aku bersahabat dengan ketegangan-ketegangan

datang dan pergi dari tanganku.

sembari aku tergopoh-gopoh

merampungkan peta yang kususun

di puncak bukit. bukit moyang-bapakku


tanganku yang berdarah, tanganku yang perkasa

melobangi bukit demi bukit

hingga sebuah lorong mengalirkan perenunganku

lobangnya aku dapat melihat masalalu

yang kadangkala menjadikan aku muak

karena dongeng-dongeng tentang pahlawan

yang menikahi peri.


tapi ada masa depan yang sembunyi di balik bukit itu sendiri

aku mesti menggali. menemukan ladang-ladang garam

tempat darah dan erangan menyatu.

dalam puing-puing, dan bukit itu tidak terlalu rimbun

hanya bukit yang kelak aku berpangku.

dan nisanku ada di antara pohonan, alang-alang

bebatuan, dalam lorong-lorong

yang kugali sehidup lamanya.dan telanjang.

Tidak ada komentar: