04/01/09

Ayah pulanglah

; bagi tiga sepupuku

ayah pulanglah
kami menunggumu
bersama cinta dan rindu
yang mengendap lalu, semua
candu dalam napas kanak kami
menyeruak kental, menggumpal
dengan dingin malam, menjadi
selimut yang tak kirim mesra

(sudah jam sebelas malam
suara bergetar di daun pintu
ternyata hanya angin, bukan dirimu)

semakin larut malam kami
berharap waktumu dalam kelambu lelap kami
tapi mimpi semakin jauh, rapuh, menuju beku membatu

2 komentar:

puisi Alek mengatakan...

puisi ayah pulanglah ini bagus-bagus , sudah mendekati dari keremajaan tingkatkan..

Eko Putra mengatakan...

murid lah berani ngomen ke guru yek..