desember, o desember
aku ingin melepas
sepasang janin matahari
dalam syahadat puisi
yang semakin
tak kumengerti
karena tubuhmu
adalah akhirku yang bermula
di januari
tapi bayang ini
adalah hujan kesumat
memberiku langit, hampir kiamat
yang kurasa khianat laknat
sampai kukembali lumat
desember, o desember
apakah sungai di dadamu
masih membentang sepanjang
hayat, aku memulai
segala hikmat, membawa
sebatang perahu
tempat nasib menggumpal beku
menjadi sepi dan nyali batu
hidupku yang semakin batu
di sayap biru, aku mencari
di belantara moyangku, dirimu
dari magrib ke gaib subuh
desember, o desember
ini tanganku mana rupamu