19/11/08

parodi yang

di sudut kelas
di antara dekor-dekor sunyi
matahari turun menyusuri lengan baju
dan terbang, menjadi sedimentasi warna
meliuk-liuk melalui keran air
menyulap diri sebagai beton-beton tebal
"masuklah, pelajaran berikutnya akan dimulai."


seorang guru berdiri di depan pntu
menyaksikan daun pinus
yang bergerombol di koridor lantai
melalui kacamatanya
daun-daun seperti bon-bon yang belum dibayar
menjadi nota bulanan
yang dibiarkan menumpuk di laci meja


sambil membenahi letak kacamatanya
"kerjakan halaman 13, jadikan sebagai ide kreatif."


***
di perpustakaan, sebuah koran pagi
berteriak-teriak gembira
melalui lubang-lubang angin
merebak, mencakar dinding-dinding tebal
menyumbat keran air
dan tengkurap di bolamata penjaga sekolah
jangan tanya berapa banyak nilai
yang akan dimutasikan menjadi
kehidupan, menjadi nota bulanan
setiap awal gajian