18/10/08

aku tak tahu memberinya judul apa puisi ini

serigala adalah sepotong bara yang
dihembuskan sang angin melalui gandum
ke dalam musim kemarau
( Raoul Schrott, Penyair Austria)

tuan, kau berperahu kepada puisi, di dalam bara . sebab kabarmu di jiwa-jiwa yang terus mengembara dari gelobang angin yang tak pernah ada rasanya bukan, di sini tak ada biji gandum, melainkan jamur tempat kerajaan musim memuja cintanya, tempat semua makhluk menjadi dirinya sendiri.

dengan kata-kata yang lapar, dari segala nasib yang haus. dan kemaraumu, adalah kesepian yang berharap hujan. ketika tangan-tanganmu bersimbah darah, membasuh airmata. kau melepas masing-masing nasib menuju sungai-sungai yang keruh, dengan perahu yang penuh ombak dosa. di situlah kau bertahan sebagai meriam-meriam besar. yang siap muntahkan peluru-pelurunya di atas do'a penjaga sungai. lalu di antara desingan peluru, kau menari-nari, dengan siapa meraung, dengan lupa terkurung.

tuan, bagaimana kalau kau berjumpa dengan para habib. di dalam sebuah diorama kitab, akankah kau pelajari dengan catatan karma sang diri, melalui puisi-puisi, kau bersikukuh dalam sunyi yang rapuh.

itu bukan, kau begitu dekat, kau begitu cinta, kau dalam laknat. ketika semua perenungan tak lagi berarti. maka semestinya hidup tak ada khianat sepi, tak ada lagi kesumat mati. semua akan terasa, akan merupa merdeka. di tangan-tanganmu kepada siapa lagi. semua tak akan berubah, dari cinta.