09/09/08

secangkir kopi untuk ayah

ayah, tak ada sesiapa
yang menjadikan secangkir kopi ini
mengepul, adalah sisa nafasku
untuk kau hirup dalam kenangan

lalu udaranya, mengental
menjadi butiran candu
dan sedikit kuhidang di soremu

sebagaimana kau aliri
kedalam sum-sum
merasuk dan segalanya kental
sebelum istirahatmu, berlabuh

3 komentar:

Anonim mengatakan...

UH...LAGI KAWAN SAJAKMU
MENERKAMKU
MENCIPTA JEJAK YANG TERUS MERAUNG....!

(kau singgahlah di peraduan bagi sajakku. dan berilah sepatah dua patah komentar)

Multama Nazri mengatakan...

Puisi yang singkat nan penuh makna dan sangat lirih...menyayat namun indah..salam buat ayah sedunia.

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

akhirnya kesampaian juga
ko ada tantangan nih..
bagaimana deskripsi ayah yang bejat/jahat/kurangajar/tak tanggung jawab qt buat puisi?
kan gak semua ayah didunia yang bisa menjadi tauladan..