21/09/08

air sajak mawar



; kepada Sukma

aneh,rasanya aku rindu padamu
lalu kutanyakan pada setangkai mawar
bagaimana airnya mengurai sebuah sajak
dari kelopak-kelopak yang basah

apakah ranting-ranting ditiup angin
membawakan semisal cuaca dari pesanmu ;
"aku kangen sayang"


aku ingin berubah menjadi seekor kumbang
pelan-pelan kuhisap sari-sari
mendatangi mimpimu
dan kau menggeliat mengajakku berayun-ayun
di atas deduri, ada sisa-sisa embun yang mengeras
seperti manik-manik, kurangkai menjadi kalung di lehermu

tanpa sepatah kata, kelopak berguguran
kita rebahkan gairah di sana, berdarah
sampai kusadari bahwa ini cintaku yang sepi barah

Tidak ada komentar: