: Rozi Kembara
kau datang kerumahku
dengan baju baru (sebenarnya baju lama)
ada radio dengan transmisi am di bajumu itu
yang dapat bicara sedikit nyaring
tentang udara, yang penuh sinyal domestik
dari timbangan empirik sampai sketsa fotogenik
tak basa-basi
kau duduk di sofa di ruang tamu
ada magnet yang bersumbu x-y
sambil memutar volume radiomu
baju itu bicara lantang
" selamat datang para pencuri, eh pencari, sekalian. berikut pesan-pesan hari ini :di tubuh puisi, terus menerjang menapaki kembali gelisah resah binatang jalang*."
bajumu warna abu-abu
tersenyum
channel adalah kata yang mengudara
diamlah sebentar
kubuatkan sinyal yang bagus
agar siaran ini lebih nikmat
:iklan di radiomu, terus bicara dengan suara yang sama"
tunggu, kulihat bajumu
agar sejenak kurasakan
berapa lebar sakunya, dan lebar kerahnya
agaknya aku kenal
iya, benar
aku tahu
ini baju yang dijahit oleh penunggu kebun karet
tapi baiklah kawan
biar saja kau tetap menggunakan baju itu
esok, baju itu juga kumal, kusam, hingga kau merasa malas untuk menggunakannya lagi
dan kau tak akan datang kerumahku
dengan baju yang ada radio itu
sebab saat kau pulang kerumahmu
kau melewati toko buku
lalu kau melirik sebuah buku
lalu kau beli
dengan judul ;
"cara membuat baju dengan desain apik dan menarik."
oh iya, selamat membuat baju baru
silakan saja pinjam jarum dan benang
dari pembuat baju yang ada radionya itu
* sebuah kalimat yang ditinggalkan Rozi Kembara kepada saya. Setelah menutup chatting dengan saya (6/9/2008)
06/09/08
saat kau bertamu kerumahku, kau menggunakan baju baru yang ada radionya
Raungan
Eko Putra
di
Sabtu, September 06, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
" BAJU BARu, BAJU LAMA, YANG ADA RADIONYA. MEMBANGUN JEMBATAN MENUJU KOTA RIUH DI KEPALAKU. JADI WARGA KESEKIAN YANG SALING BERKENALAN DENGAN WARGA LAIN DISANA. DAN SEJUMPUT BINCANG BARU SAJA BERKEJARAN"
KAWAN TERIMAKASIH ATAS PUISINYA...
Posting Komentar