suara lelaki dialah bocah
yang menjadi lampu
di bangku taman
sementara bulan
cahayanya keempat belas
tersenyum menemani
kemana sisa perjalanan berdebu
kamar-kamar daun
angin para pengrajin yang setia
mengembara sekali waktu
menggelombang kedalam dingin tubuh
entah memakan berapa ratus meter lagi
suara akan sampai
menari-nari di atas pot bunga yang berjejer di taman kota
dan meliuk-liuk mengitari seputaran landmark
sambil memanggil-manggil bocah yang ia tunggangi
dalam perjalanan tadi
dan bocah kesepian pada
berupa kenangan
yang menjadi puisi
sebelum sepanjang jalan dilepaskan
13/09/08
di sepanjang jalan Kol. Wahid Udin
Raungan
Eko Putra
di
Sabtu, September 13, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar