30/09/08

di pintu terakhir

tak perlu kurasakan hilang
bila dada ini gemuruh
penuh gelombang
untuk sujuddekapi segala guruh
menuju pintu, kemana ruhku menjauh, mengabu

di balik jendela, aku merabas bulan
membuka satu-persatu
wujud yang terus berbisik
pada muntahan zikir
melengkapi raga adamku yang terus diburu
oleh do'a-do'a, oleh satu tarikan nafasku sendiri

tak harus, aku mesti berjalan sendiri
mencari arti yang tersimpan di matahari
yang sembunyi di setiap bayangan
menerjemahkan apalagi hidupku
apalagi yang dapat dilafazkan
di tegak raka'at sembahyang, di langitku bersarang, seorang, pembangkang

Tidak ada komentar: