lima ribu tahun
aku di dalam radio
tak pernah kerja, tak pernah melakukan apa-apa
aku makan suara
dari pita gelombang
makan, makan apa yang diberikan tuanku
melalui lagu-lagu melayu
dan menjadi identitas pribadiku
tak ada baterai di perutku untuk disantap, aurel
nafasku adalah lima ribu tahun sesudah kemerdekaan
berdetak terus, gemuruh harus
aku tak kuat untuk membangun sebuah sistem
yang lahir dari tanganku, aurel
demokrasi menampar sesuka hati
dengan amplier am dan mempledoi trik-trik masalalu
lima ribu tahun
darahku menjadi siaran malam minggu seorang discjokey
hidupku, meliuk-liuk lewat udara untuk didengarkan, aurel
pacarku seorang penyanyi
hidupnya lembaran uang mawar, yang melesat-lesat dari kebun apel, anggur, kolong jembatan, dan kamar rahasia hotel, kembali lagi kedalam cintaku radio
lima ribu tahun lagi
aku kesepian
menjadi mitos-mitos republik yang tak pernah padam
hidup masa kanak
lima ribu tahun lagi, radio, aurel
30/09/08
aurel
Raungan
Eko Putra
di
Selasa, September 30, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar