27/08/08

cerita kepada nona

tak ingin kau ajarkan, padaku untuk sesuatu hal, dimana bibirku sia-sia saja menyusun hujan kedalam tubuhmu. biarkan semua apa adanya, tak usah kita pelajari bagaimana kesepian menjadi puisi, dinding kamar menjadi retak, dan kalimat menjadi kehidupan, dan kita bacakan sisa perjalanan dari kehidupan seorang.

begitupula, aku kehilangan jasadmu, sebelum dia berjalan, perlahan tinggalkan kata untuk temui kemuraman, tak juga lumrah, bila sebelum tidur kau kecup bibirku, dan buatku semakin gairah, selimuti tubuhmu.

2 komentar:

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

puisi yang menghenyak ko.. dapat dari mana idenya? imajinasimu liar banget. hal-hal paling tersudut pun mampu di jangkau,, sementara aku saja yang kelebihan umur tak mampu menggapinya... salut ko..

Multama Nazri mengatakan...

betul tuh ko...