12/06/08

Raungkuarung III

menetes darah menjadi hablur

menggempur
tanpa tekstur
hingga bersujud
tafakur

buku hendak berkata jujur
kelak akan menjadi
hancur dan rontok mengguntur
lebur

; apakah aku ikut tersungkur ?
inginkan tubuh yang seolah lentur
membelah hijab tambur

apa dan siapa buatku bertutur
kalau hati terus terukur
sampai pena menuju kubur

aha, raungku malang mujur
mengenang puisi yang pernah mengucur

walau penyair tak sempat
menyelam sumur masyhur

inilah aku tetap bersyukur

pada yang hidup sebelum terbentur

Tidak ada komentar: