menetes darah menjadi hablur
menggempur
tanpa tekstur
hingga bersujud
tafakur
tafakur
buku hendak berkata jujur
kelak akan menjadi
hancur dan rontok menggunturlebur
; apakah aku ikut tersungkur ?
inginkan tubuh yang seolah lentur
membelah hijab tamburapa dan siapa buatku bertutur
kalau hati terus terukur
sampai pena menuju kubur
aha, raungku malang mujur
mengenang puisi yang pernah mengucur
walau penyair tak sempat
menyelam sumur masyhur
menyelam sumur masyhur
inilah aku tetap bersyukur
pada yang hidup sebelum terbentur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar