: Miss Suci
pada sebuah apel, kukenang sejarah yang kian pecah membubuh alarm berwaktu.
mata yang mungkin
sembab menerbangkan romansa sebelum ditemukan ubun di tandan perdu.
dan semakin jelas ziarahku, antara merahnya apel dan usia yang tak lagi belia. ; ini apel tempat mengunyah kisah antara semua lelah.
pada yang masih hidup, apel dimiliki seorang penggarap, bongkari kelelumur tanah, dan pelajaran dari bait ke bait, menafsirkan setiap waktu yang kemana.
mungkin
sia- sia sudah menjadi renungan yang tak jelas terbaca, seumpama badan tak berarah.
inilah aku, yang apel pengingat peluh dan debu. halnya repetisi akan terjadi di uban matahari. dan jam-jam di atas apel untuk kita cukupi.
11/06/08
pada sebuah apel
Raungan
Eko Putra
di
Rabu, Juni 11, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar