26/06/08

Pada jemari cahaya

~ aku berdiam di jemari cahaya ~

aku berdiam di jemari cahaya, sambil menenggelamkan bahasa perenungan yang tergali dalam narasi pertempuran. sesekali terbenam sesaat, untuk memaknai dinding kota bersama tadarus rindu. sekalipun telah banyak keputusan-keputusan tergeletak sebagai lemparan sejarah. aku tetap bertahan, karena ada semacam dongeng akan mengubah paras di semangkuk harum. lalu kerjap-kerjap pandangi cumbuan semayam oleh doa yang tersapu bunga lalang.

~ aku tenggelam di jemari cahaya ~

aku tenggelam di jemari cahaya, meredam setiap ingatan dari lubuk kekasih, menantang sebuah teka-teki yang akan gugur mencecapi meditasi. dengan apa kelak aku bersekutu ? terhadap kecemasan , seperti rembesan setangkai embun, dengan segala wangi yang kususun bersama tadarus merahjambu. kini lelehi romansa seekor serigala, bersapa oleh raung ronta sang kelana.

~ aku bercinta di jemari cahaya ~

aku bercinta di jemari cahaya, membaca telegram masa lalu, bersama perumpamaan dalam sekuntum gurindam yang akan kuhabiskan melalui pertanda keheningan bayang rahim. dan ritus-ritus ziarah antara reruntuhan sebuah kota.

Tidak ada komentar: