30/05/08

kepada Nonie

Begitu hangatnya
mimpi sepasang kupu-kupu
di mata yang menggugurkan
tangkai embun lovista

dan kuingat kuntum
wewangi di balik suir-suir halimun
belum dapat menghantarkan
parasmu yang terbang

mencecapi mawar
sembari mengatakan
; telah redam segala rindu di sini

Nonie, ucapku lirih
di antara pagi ada embun
telah lelehi dongeng kita
lalu semuanya merembes
memenuhi cawan atma

lihatlah betapa sunyi mataku
mengenang jelaga kabut

kemudian sepoi menusuk
airmataku
menebut mimpi
melempar cumbuan
roman yang menggumpal dingin

Nonie, teriakku
ubun yang dirasakan
antara bulir-bulir parasmu
membasahi gulali napas
sebab diriku
melubangi sayap kupu-kupu

suatu hal pada ronta
di ujung mimpi kita
; belum ada alarm berdetak menunggu sejarah di balik embun yang kutaruh di matamu

Maka kemas saja mawar itu
tentang kita
menghangatkan mimpi
pada roman menggumpal dingin

Tidak ada komentar: