Begitu hangatnya
mimpi sepasang kupu-kupu
di mata yang menggugurkan
tangkai embun lovista
dan kuingat kuntum
wewangi di balik suir-suir halimun
belum dapat menghantarkan
parasmu yang terbang
mencecapi mawar
sembari mengatakan
; telah redam segala rindu di sini
Nonie, ucapku lirih
di antara pagi ada embun
telah lelehi dongeng kita
lalu semuanya merembes
memenuhi cawan atma
lihatlah betapa sunyi mataku
mengenang jelaga kabut
kemudian sepoi menusuk
airmataku
menebut mimpi
roman yang menggumpal dingin
ubun yang dirasakan
antara bulir-bulir parasmu
sebab diriku
melubangi sayap kupu-kupu
di ujung mimpi kita
; belum ada alarm berdetak menunggu sejarah di balik embun yang kutaruh di matamu
tentang kita
menghangatkan mimpi
pada roman menggumpal dingin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar