Lihatlah pak ! nilai ulanganku ada seekor situs sedang bertelur. Kitapun tertawa, meninggalkan kekhusyukan, dan memulai permainan di atas puzzle pariwara. Sementara masih banyak kelamin yang tertinggal di wacana kaos kaki, yang kini ada sebutir air mata dari daun mikrofon. Kita sesekali mengucapkan lambang pulsa prabayar. Lihatlah pak ! kita bermain basket sambil menyimpan pariwara.
: Kita sesekali mengucap gula gula lambang pesan singkat.
Maka nilai ulanganku, menetas dan lahirlah seekor kijang. Dia melompat ke surat kabar, kita saling tatap antara kalender yahoo, google, dan download grafis. Mungkin iklan asuransi untuk main bola (pikirkan bola kaki atau bola basket) dan aku adalah wasit yang mengecup tabel almamater. Karena kau hanya tersenyum melihat hobiku bermain bulu burung. Mikrofon kita pecah, andaikan silabus Robinhood adalah cara bermain gitar akustik, tentu doktrin Keneddy adalah syair paling romantis. Lupakan pak ! kita masih mengunyah cerutu dari zaman merkantilisme, mikrofon kita mengucap adegan genosida, dan berzikir dalam aroma sepatu, kaos kaki, dan sabun deterjen.
: Nilai ulanganku, " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Tiga bulan lagi kelamin kita terpampang do we we we gugel dotkom. Seperti ada pameran piala kaos kaki dan bazar dokumentasi foto sejarah. Tidak ada romansa lagi tentang kita, seekor kijang mulai terengah, mungkin serangan virus, karena nilai ulanganku bertadarus, berubah sebagai file singkat yang membusa di pelarut deterjen. Menjilati sisa suara di mikrofon kita.
: Kelamin kita adalah nilai ulanganku mengucap gula gula.
1 komentar:
Banyak orang berkelakar yang isinya terkadang membuat orang lain tak merasa enak atas kelakar itu. Tapi dalam Intermezo buat pak Kardinal ini kelakar Eko lain dari yang lain.Eko,berkelakar dengan sentuhan halus dan menyenangkan. Celotehnya, Apa salahnya atau jeleknya, punya hobi tulis-menulis ? Tak perlu melihat yang tak perlu. Yang penting berkarya. Hasil tulisan itu sebagai bukti fisik hidup dan monumental,di media cetak, yahoo, google atau lainnya. Dan yang penting lagi ikut membangun bangsa dan negara seperti pada sila ke-5 Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Posting Komentar