Gemerintik butir-butir nyawa,mengalir bersama derai-deai pusara. Bagai serpihan tangis tanpa arah, amuk canda, pun hujan adalah sekelumit wajah-qajah cemas, atas pemberhentiansebuah ruang.
Kaubuka kalimat demi kalimat,menikam sebilah teropong air mata diam.
Hujan adalah dongeng saat pengakuan tak kutemukan darimu. Kapanpun... kau hanya drama satu babak yang tak berhenti sampai tak pernah ada logika untuk menemani sajak hujan ini. Episode kedua...
Aku hanya pentas pertunjukan drama hujan, tak ubah ujud, tak tahu remuk. Dari tulang membilang daun-daun patuh, kau ranting seribu arah. Coba tanyakan wajah bumi,tak bulat sedatar tikar malam. Ah...
Hujan di atas pentas adalah usangnya sore anak-anak terminal. Menanti pemberhentian tetes warna, muram mangu, kau sudah. Basah...
04/12/07
Hujan di atas pentas
Raungan
Eko Putra
di
Selasa, Desember 04, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar