: Yuni
Kenapa kau lari ? janjiku kemarin , saat ulangan telah habis. Cinta satu saja, buat hati bagi tanda tanya. Kalau besok, anak-anak minta diberi hati, sebab kau tak suka bunga, bunga apapun. Entah karena masa lalu, kau menangis buatku. Ah itu bohong, pasti hal lain. Nangislah cuma jadi diam kata-kata. Lihat saja, kau atau aku, dengan egois masing-masing. Adalah cukup waktu, untuk mengenal sedikit dua jam ini. Aku tak minta banyak. Catatan harian warna biru, kalau kolaborasi softdrink. Kenapa kau lari ? cincin ini masih terpajang, teman-teman mulai belajar. Jadwal itu macet, lihat langkahku, satu minggu, kenapa kau nangis. Oh.. kau kuat bukan air mata. aku harus tau nama lengkap, zodiak, tanggal lahir, untuk persiapan, seandainya cinta sejati datang, bukan untukmu. Rambutmu panjang, mana aku ? kenapa harus aku, diamlah, hapus air matamu. Mungki esok kau takkan lari. Aku mencintaimu, warna telah berubah, merah, kuning, biru,. Saat pulsa ponsel semalam, sungguh mengejutkan, mukaku pecah. Lihat dinding kamar, biarlah lewat saja, yakini kau cinta padaku. Kenapa tangismu ? aku tak sadar tangismu, suaramu, kau bilang tak adil. Kau luka, ciptakan air mata padaku. Tak mungkin, nyanyi buatku peterpan…
“ dan mungkin bila nanti, kita kan bertemu lagi, satu pinta ku jangan..kau tanyakan kembali…” sekedar kita pisahkan masa lalu, antara kemesraan, bunga itu ku injak sebagai puisi. Untuk menunggu alarm pertama. Kau bilang aku narsis, padahal itu salah, eh..benar saja. Fotomu dilihat usai perjanjian ini. Kau terima saja, baru kau nangis buatku. Aku cuma anak jelek, kalau kamu dapat yang bernama cinta. Suruh dia turun padaku, tapi jangan naïf. Untuk hari ini, selamat tinggal, karena usia anak-anak, mesti tahu. Tungulah saat-saat hilang…
Sekayu, 25 November 2007
28/11/07
Pagi minggu, 2 jam tangismu..
Raungan
Eko Putra
di
Rabu, November 28, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar