lalu kau simpan
sebagai karang-karang abadi
dalam kelukup mata
jelas ini bukanlah tawar-menawar
antara kau dan aku
sebab, betapapun kukuhnya
pendirian yang bertahan di airmata
airmata tetaplah airmata
airmata kesedihan, airmata kebahagiaan
tumpah sebagai wujud diri
yang secara sadar dan alami
mengajarkan pada kehidupan selanjutnya
ada saatnya kau
harus menerima kemalangan
yang tumbuh dan bergerak
dalam lingkaran napas
adalah, karena hanya engkau
yang mampu menjalani dan menghadapinya
maka, bersyukurlah atas semua kemalanganmu
karena engkau telah melampaui ribuan tingkat
kesanggupan yang terombang-ambing
bahkan terseok-seok melalui pandangan
yang seolah kabur dan kelabu
ada saatnya juga
engkau menerima kebahagian
seolah dunia dan segalanya
hanya satu titik sajak
yang bisa kau pegang setiap saat
kau masukkan ke dalam batok kepala
nah, setelah tangis itu
adakah yang tersisa
mungkin makna yang bertumpu
sebagai karang-karang abadi
yang berbenturan dalam masa kini dan nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar