16/02/09

bocah yang berjalan tengah malam

ia berjalan sendiri
mengumpulkan cahaya
lampu jalanan
kedalam tangannya, agar jejak
yang dilaluinya tak lagi samar
dan terbukalah baginya
sebuah pertempuran

sunyi menjadi cermin
memajang sukmanya
melalu gerakan malam
cahaya lampu menggumpal di tangannya
melampiaskan sepotong dendam
yang sembunyi di pembaringan
remaja, memaksa ia kembali dalam masa
tahun yang habis begitu saja
di tangan kecilnya
-cahaya itu semakin redup-
sepihan kabut trotoar
memandang, dan memaksanya untuk
mengakui bahwa kebenaran itu hakiki

dan menjadikan tadarusnya
terbakar dalam rakaat malam
bermandi samar yang tak lagi
ia bangun sebagai penyerbuan

(lolongan anjing malam, derik cangkrik,
kepak kelelawar, mengaduk jiwanya
bersama lampu yang sejajar di jalanan.)

Tidak ada komentar: