hendak kemana engkau
wahai pengembara buta
membawa tangan terbuka
di puing malam
yang rontok di atas kepala
kau telah kehilangan
nyala api, yang dulu
nyala di bolamatamu
dan kini kau telah buta
tak ada yang dapat
kau lihat pada jiwa kembaramu
karena malam-malam telah
merenggutmu dari hal kosong
dan maut yang telanjang
bersama gejolak-gejolak
sebagai seorang pemuja
kata dan kitab-kitab rapuh
diusia yang belia
kau telah biru
memagut sepi menjadi lumut
dan melukiskan kegelisahan
dari mulut yang kotor
tempat dinding musim menjadikan
segala ritus dan muasal
seperti gambar-gambar nisan
yang telah kau buat sendiri
pada puisi dan hujan yang semakin
keras dan membatu
hendak kemana kau wahai
penjelajah debu
mengukir rambutmu
menjadi bayang-bayang
yang telah habis
dimakan oleh cinta
antara maut dan pilu
yang nancap di waktu azan subuh
tempat zikir kelabu berlabu, berlalu
kau penyair, biru, biru, biru
dan abu pada tungku
08/12/08
hendak kemana engkau
Raungan
Eko Putra
di
Senin, Desember 08, 2008