04/10/08

bulan malam keempat

angin melengkung dingin
berputar-putar kedalam cahaya samar
memanggil belia cintaku
yang tak sempat diyakini oleh kunang-kunang
dan terdiam beku sendiri
di antara debu manzilah yang membatu bisu

tak ada yang lain, untuk samapi berdarah
sebagai cermin tempatku menyusun baris do'a
yang sembunyi di balik kelepak muram
dari segala untuk dihabiskan
sebelum beranjak pergi menuju puncak guruh

dan aku masih menunggu kabar
kapan musim akan berganti
menjadi arah yang baru
dimana purnama menyapaku
kedalam cintamu
yang kuharap selalu
berhembus disetiap langkahku

Tidak ada komentar: