12/09/08

Musi yang manis kekasihku



lama aku telah menjadi cuaca
di setiap musim, adalah lelakiku
yang berperahu menuju muara
dan sembunyi di balik pohon-pohon perdu

setibanya di agustus
di mekar bunga-bunga siwalan
berlabuh melawan arus
terombang dalam gelombang angin buritan




menghempas, ini lelaki dalam perahu
yang tak sekedar beranjak pada nyanyian camar
suasana, dan bagaimana zaman menghidupimu
berubah menjadi sesuatu yang samar

kemana pula bayi mungil seluang
menjauh dan berenang menemu
zaman, menjadi kota seorang
yang lelakiku, manakala melupakanmu

Tidak ada komentar: