20/08/08

Alarm itu berbunyi, kuingat pada dirimu dan masih ingin kutulis sebuah puisi untukmu

: untuk diriku bagi Yuni

agustus yang kesembilan belas

jam menyerak

berbunyi di ponselku

bernyanyi pada cerita

“ ultah pigeonku”

pukul 00:00

dia berdetak

“ bangunlah, kau harus ucapkan selamat padanya “

berkali-kali kurangkai sajak

dan gambar mawar

dengan kesucian cinta

berkali juga seorang

bertanya dibawa ego

berkali lagi tak mampu berkata

hilang dalam cerita

hilang

kau ingin seperti apa

mencari yang hilang

mengapa aku mengingat cerita itu


catatan harian kubuka perlahan, berkata lirih dalam

“ ingatkah ketika kau bermain dibawah hujan, lalu kalian bergandengan menuju pematang sawah, sambil kau selipkan sekuntum mawar di antara gerai rambutnya yang panjang terurai. ingatkah kau saat bulan menceritakan kerinduan pada pesan singkat, dan sekali waktu kau berjalan sendiri, mengucapkan sebuah perenungan, “ aku kangen padamu, sayang.”


memori yang telah lelap

aku hanya termangu

dan tetap ego pada hati

yang mulai membatu


yun, aku masih ingat

aku dan semua yang tertulis

dalam cerita

pikiran yang harus dilupakan

antara setiap cintamu

dan bunga


kubuka lagi perlahan, buku kenangan

lagipun harus berjalan dalam ceritaku

kubertahan dalam semua

bahasa novella yang membiasakan

aku berjalan tanpa seorang

walau menangis

dalam ketidakpastian

syair yang muram

sebagai teman

namun berpikir

untuk melunakkan waktu, yang selalu keluh


alarm lupa kumatikan

“ ucapkanlah selamat padanya “

tentang harapan suatu

dalam pertemuan

cangkrik dan gemerisik


yun, lupakan semua cerita

saat alarmku masih berbunyi

kuingat kamu

dan ingin menulis puisi untukmu

1 komentar:

Multama Nazri mengatakan...

mas...kok ga di sms mas...ucapin donk....mungkin dia hanya menunggu rangkaian beberapa huruf dari mas...itu mungkin hal terindah buatnya malam itu...heheh
bagus banget mas...sepp lah