agustus yang kesembilan belas
jam menyerak
berbunyi di ponselku
bernyanyi pada cerita
“ ultah pigeonku”
pukul 00:00
dia berdetak
“ bangunlah, kau harus ucapkan selamat padanya “
berkali-kali kurangkai sajak
dan gambar mawar
dengan kesucian cinta
berkali juga seorang
bertanya dibawa ego
berkali lagi tak mampu berkata
hilang dalam cerita
hilang
mencari yang hilang
mengapa aku mengingat cerita itu
catatan harian kubuka perlahan, berkata lirih dalam
“ ingatkah ketika kau bermain dibawah hujan, lalu kalian bergandengan menuju pematang sawah, sambil kau selipkan sekuntum mawar di antara gerai rambutnya yang panjang terurai. ingatkah kau saat bulan menceritakan kerinduan pada pesan singkat, dan sekali waktu kau berjalan sendiri, mengucapkan sebuah perenungan, “ aku kangen padamu, sayang.”
aku hanya termangu
dan tetap ego pada hati
yang mulai membatu
aku dan semua yang tertulis
dalam cerita
pikiran yang harus dilupakan
antara setiap cintamu
dan bunga
lagipun harus berjalan dalam ceritaku
kubertahan dalam semua
bahasa novella yang membiasakan
aku berjalan tanpa seorang
walau menangis
dalam ketidakpastian
syair yang muram
sebagai teman
namun berpikir
untuk melunakkan waktu, yang selalu keluh
alarm lupa kumatikan
“ ucapkanlah selamat padanya “
tentang harapan suatu
dalam pertemuan
cangkrik dan gemerisik
saat alarmku masih berbunyi
kuingat kamu
dan ingin menulis puisi untukmu
1 komentar:
mas...kok ga di sms mas...ucapin donk....mungkin dia hanya menunggu rangkaian beberapa huruf dari mas...itu mungkin hal terindah buatnya malam itu...heheh
bagus banget mas...sepp lah
Posting Komentar