20/07/08

gumam

aku masih melihat
segala terjemahan
lingkaran waktu
berlumut garam

menyajikan segala
mataair yang basah
bening

menuju ruhku
yang perlahan dipahat oleh maut

alangkah bodohnya
saatku memiliki
segala cinta
dan bunga kenangan tersusun rapi

dikemas melalui syair pengutuk
seakan semua berlalu
mengerami kerinduan diri
di pokok-pokok melati

hening

dan buaian angin khuldi
semakin membuatku berdarah

apakah jalan
masih di matahari
yang mencinta jam-jam kesunyian

dan dapat mengajarkan padaku
tentang kesetiaan

Tidak ada komentar: