24/07/08

juli-agustus

setelah hujan, batu-batu mencair di celanaku, pada matahari, dan sungai musi, aku mencintaimu, dengan perahu segala airmata, langit kelabu, bunga pasir agustus, dan kehidupan selanjutnya, untuk berpikir sejenak, untuk berlabuh di garam-garam luka puisi.

biarkan juli tak sampai menuju agustus, dengan kesederhanaan, dengan apa adanya, membacakan pelajaran membaca, dari sekolah, mikrofon, map, sepatu, dan ketidakpercayaan, keraguan mereka padaku, aku bukan siapa-siapa, bukan nabi, apalagi tuhan, agustus masih bertelur, dalam harapan sembilanbelashari kemudian.

Tidak ada komentar: