kusungaikan birahimu
menuju taman kubur
dengan wangi sekulit pisang
pemutar waktu
ruh itu gugur mencintai armada sesisir tumbang
pisang telah warnai ambisi di antara gugur halimun
: hingga tak kutemukan bayang-bayang terang, seorang pembangkang
yang harus kau baca
dan menuangkan tandan mata
‘tuk renungi ini tubuh
yang semakin tak jelas
yang tak dikenang
ada satu nafsu harus dikunyah
di balik nalam alarm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar