Selalu memanas
dan berpindah juga
diri yang paling kosong
karena tidur membakarmu
tanpa mimpi
Lalu mencumbu hidup
di almanak kesunyian
meninggalkan paralaks musim
dan berangkat di tumpuan anomali
kemana kau mencari
Mungkin ceruk dangkal
sebelum memoar abadi
melayat di atas pertanyaanmu
: Karena tuhan telah mengenal di senyummu
23/03/08
Requiem Matahari
Raungan
Eko Putra
di
Minggu, Maret 23, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar