Seorang mantan politisi
angin asia afrika berhembus
dua laskar tentara belajar ilmu meteorologi
gedung gedung kesakitan
kurs mata uang turun dua poin
pengadilan negeri sedang membaca revisi kitab undang undang
ah
dimana pecinya
tinggal antara hitungan oksigen
kedap kedip mata pelayat
demi sejuta harga diri yang pernah dirampok
dan perusahaan kilang minyak
ketika asia afrika berembuk
sementara
zionis
dan kurir proklamasi naik jabatan
ah
suatu negeri memiliki seorang peramal
yang bilang lautan kolam susu
seniman gusar menapikan makna ruang tujuh dimensi
kopi
tebu
batubara
karet
seperti halnya pangeran diusung bersama laskarnya
ilmu meteorologi menetukan detak jantung
nyawa ditukar dengan lempengan emas
gedung gedung menangis
pertandingan sepak bola menjaga konstitusi negara
angin kian berhembus
tak hanya asia afrika
ras negro di sana belajar perilaku sejarah yang baik
bagaimana letak geografis hukum di negeri mereka
amboi
kawan kawan politisi bersorak
aku tak tau
siapa yang benar
batu sejarah kulempar
bagai pithecantrhopus, meganthropus, dan sisa kebudayaan bukit siguntang
mungkin
keruh sungai musi
tempat hukum bergantung demi keadilan
seperti pelajar yang baru tau arti romansa
keadilan dengan informasi pertandingan sepak bola
berhembus sudah kau angin
berlari pula kau luka perih kami
o kau
demi semua anak bangsa
yang tak ku tau
berapa banyak peradaban yang dirampas
kira kira
nmelayu dengan tarian negeri jiran
sama halnya seekor serigala dalam raungan sesayat malam stanza
hukum menggorok leherku
dua laskar tentara diutus sebagai pahlawan
illegal logging bicara di antara kapal kapal mesiu
dan boneka anak belasan tahun
keadilan dari arah mana lagi
woi
uang di lantai basah
ngalir bak darah mens seorang gadis remaja
mengapung dalam ketakutan
untuk bertanya pada ibu
bolehkah aku pacaran ?
sebab keadilan menata rindu dan cinta itu lebih dahsyat
kau siap
aku siap
fantastis
kesiapan politisi pelapis
peci menghadap keselatan
angin berbelok arah
laskar laskar kehabisan bekal
sungai menjadi keruh
hidup adalah realita
lingkaran apa saja
kuat dan mendasar
sebanyak masa kekuasaan
dan surat pernyataan dari alam gaib
tentang ramalan ramalan kuno
angin asia afrika dimulutku
bangsa satu rumpun
gedung gedung pancang
sesuap nasi
seperti hukum gantung
adilkah ?
wajah politisi negeri
dengan harta rampasan perang
pulau kecil kebanjiran
seperti saat saat kampanye
peci ganda dan sedotan pipa cerutu
hukum kini kembang kempis
angin asia afrika berputar
sebongkah batu terhadap martil gaib perilaku sejarah
mitologi
folklore
pantun
seumpama pahatan idealisme manusia purba
hukum hukm zaman kenabian
yang kini lewat di sudut peci
duka kami menggantung
bak pertanyaan bukit siguntang
sungai musi dengan posesi laskar sriwijaya
batu batu kutukan
yang kulihat suram
aku tak tau
jalan mana
benar atau salah ?
Sekayu,12 Januari 2007
17/01/08
Pengadilan di sudut peci
Raungan
Eko Putra
di
Kamis, Januari 17, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar