03/12/07

Merpati pengantin surga

Ibu, bawa pisau untukku
Maut jadi pengantinku malam ini
Jibrilku
Dengan sayap terbanglah ke lantai II
Oh tuhan
Dada ini siapkan acara tujuh bulan, bunga rampai dan kemenyan asap
Duh maut dalam ibuku
Pengantin berdarah saat aku merayu perempuan dengan qasidah
Merpati itu luka
Tembakan dua peluru membuat cinta ini rasakan sepi
Surga saat malam
Pisau menyiangi merpati
Dadaku kesakitan
Mesir, dari sisa Firaun, Musa
Kalaupun ibuku menangis
Sungai Efrat
Renanglah, temukan hatiku
Baca cintaku sampai maut
Pengantinku
Ranjang ini dan gedung-gedung ingin kuberikan padamu
Oh sayang
Aku mohon kesederhanaan
Maut pada surga
Tentang hikayat merpati Ibrahim
Dadaku tinggal batas sebagai dinding
Rusuk menangis
Ibu, tuhan memperjalankan puisiku
Aku mohon maaf malam ini
Ingin kulupakan perjanjian kitab pembuktian
Sebab kanan kiri sungai ini
Hanya dadaku terbelah pisau
Jibril
Termangu di atas perahu cadik penunggu sungai
Andai tuhan
Aku adalah merpati berjalan maut
Sayap atma seperti puisi ini
Tuhan
Ibuku mencari dunia-dunia dengan qasidah tujuh bulan
Cinta ini seakan tamsil masa lalu
Antara gelap yang kuceritakan
Dadaku kelak ngerti sendiri
Oh maut
Aku ingin sendiri
Temani cinta sepi
Biarkan doa malam membawaku
Untuk kembali pada ibu
Seperti jarak yang pernah kucintai
Jadikan aku tertidur pulas
Mintalah cinta lain
Mungkin dapat kuberikan lewat keadaan
Rinduku pada hening maut
Terbang
Jibril tolong bawa tuhanmu
Aku kesakitan menunggu cinta
Dadaku
Sayapku
Sungaiku
Dariku yang merpati
Ibu, bawa pisau untukku

Sekayu, 2 Desember 2007

Tidak ada komentar: